A Tempura Tale

Ketika Padi Tak Lagi Pulang

 

CNNIndonesia.com, Kami berdiri di depan lumbung kayu yang menganga kosong. Tak ada bulir padi, hanya lantai tanah dan aroma kenangan yang tertinggal. Bagi banyak orang, ini mungkin sekadar bangunan tua. Tapi bagi warga di sini, lumbung kosong itu adalah penanda waktu—waktu panen tak datang, tapi hidup harus tetap berlanjut.

 

Lapar yang Tak Sekadar Soal Perut

 

Di balik kekosongan itu, kami mendengar cerita tentang musim yang gagal, harga pupuk yang tak terjangkau, dan pasar yang tak adil. Namun dari mulut yang nyaris tak mengeluh, kami justru belajar: rasa lapar di desa bukan cuma soal perut, tapi juga tentang keadilan yang tak kunjung turun dari langit birokrasi.

 

Penuh Karena Saling Pegang Tangan

 

Meski lumbung tak terisi, tak berarti hati mereka kosong. Warga berbagi dari sisa hasil kebun, menanak nasi seadanya, dan menjaga satu sama lain agar tak ada yang benar-benar kelaparan. Di sini, solidaritas bukan slogan. Ia hadir nyata, mengisi kekosongan dengan kebaikan yang tak pernah diminta balas.

 

Pelajaran dari Kekosongan

 

Kami pulang tanpa gambar panen raya atau tumpukan hasil bumi. Tapi kami pulang membawa cerita: bahwa bahkan dari ruang kosong, makna bisa mengalir deras. Karena di negeri ini, tak semua kekayaan bisa dihitung dengan tonase. Ada kisah yang penuh, justru ketika lumbung sedang kosong.